Peci'q

Peci'q

snow

Senin, 07 Januari 2013

BARUKAH HATIMU?



Melihat judul aku mulai bingung menjawab, barukah hatiku ini ketika bulan berganti dan tahunpun berganti. Ku rasa belum baru, kenapa?karena aku masih merasa terkungkung, iya imajinasi ini merayap kemana-mana tapi otakku terhenti seketika ketika tuntutan belum selesai. Pengeluh kelas kakap rupanya aku.
Ku kira malamku terpejam dengan sempurna dan siang menghadang cerita cinta menggebu, oh ternyata segala bentuk cinta yang ku harap menjelaskan dengan versi yang berbeda. Sudahlah, menjadi pengeluh bukan solusi yang tepat. Toh hari tak akan pernah kembali. Ia terus berputar layaknya roda yang siap menggilas segala bentuk apapun itu yang ku kerjakan. Hufff, nafas ini hanya satu-satunya. Ku tanya lagi dalam diri, apa yang kau bisa lakukan untuk mendapat balasan atas semua ini dariNYA nanti di akhirat?
Kadang aku bergeming, zalimkah aku ini terhadap diri sendiri?ketika memaksa mata untuk tidak tidur dulu?ataukan memaksa fisik ini untuk tidak istirahat dulu?memaksa diri untuk bertahan?aku tak tau jawabannya. Aku berpatok pada satu hal “KERJA ITU IBADAH”. Lantas bekerja untuk apa? Itu yang dilihat. Senang tidak DIA melihatmu bekerja?bagus tidak untuk kedepannya?terjamin tidak untuk hidupmu?hidup yang seharusnya disenangiNYA.
Semua catatan yang ku buat ini semua adalah note inspiring dari kecamuk dan segala yang terlihat. Hanya ini yang aku bisa. Menulis..menulis dan menulis hal yang mungkin sia-sia. Tapi semoga saja suatu saat ada yang senang membaca dan berkenan mengomentari tulisanku.
Tidak ingin jadi seorang pengeluh, tapi kenapa selalu ada celah untuk mengeluh. Seperti menumpahkan kegalauan hati. Ingin tidak galau tapi tidak bisa, selalu ada waktu untuk menggalau itu?semua ini seperti candu menurutku, memulai tegas sesuatu yang begitu sulit dilakukan.
Siapa tempat kau mengadu?Allah, sungguh baik sekali Engkau padaku. Mengapa kadang hati ada saja menyimpang, kelakuan ada saja salah?tapi Engkau tetap setia padaku, mengampuni yang mau minta ampun padaMU.
Sampailah pada satu kesimpulan, “apalah artinya hidup jika hanya untuk mengeluh, dunia senang bekerja sama dengan pengeluh dan pemanja karena ia punya teman di akherat nanti, sekutu jadi saksi. Apa yang kau mau?kau sendiri yang melakukannya”.

7 januari 2013
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar