Peci'q

Peci'q

snow

Minggu, 24 Maret 2013

PERKENALANKU DENGAN DIA



Tak pernah ku menyangka betapa pertemuan ini mengukir kenangan berarti. Bentemu dengan orang yang benar-benar beda dari yang biasa. Tak ada kulihat wajah dunia disana, sungguh luar biasa. Bahkan keturunan Rasulullah seperti Habib, Syarifah, menyayangi beliau. Beliau ku kenal pemurah, ringan tangan. Meski beliau dilanda sedih seharusnya karena sakit misalnya, tapi tidak berlaku untuk beliau. Beliau mampu menutupi kesedihan itu dengan canda dan tawa. Berbagi dengan sesama, berada dilingkaran mereka. Sungguh dan tak bisa ku bayangkan itu, ada saja zaman sekarang orang seperti itu, Alhamdulillah. Semoga aku bisa meniru.
Sempat ku berbincang-bincang dengan beliau (“ “), bicara serius ini. Beliau ingin meninggalkan aku, memutuskan tidak mau lagi berteman karena takut menyakitiku. Kerasnya aku membuat semua itu tak ada artinya. Aku sudah mulai kenal beliau, “keburukanku adalah ketika meninggalkan orang yang baik dan mampu membantu menuju kebenaran”........*bersambung


Senin, 07 Januari 2013

AKU TERPERANGKAP



Aku suka tapi merasa terkungkung dengan peraturan yang ada, aku cinta tapi aku terjerat dengan sistem yang ada. Apa yang seharusnya aku lakukan?aku ingin mendalaminya tapi kenapa secepat ini selesai?diulangi ya seperti itu juga hasilnya. Tidak ada yang dalam, jelaskan sedetail mungkin tak mungkin. Kalian itu mandiri, tapi aku merasa tidak karena ilmu yang ku dapat ini baru ada dan mendalam pas waktu kuliah ini saja. Aku bukan orang yang cepat mengerti jika belajar sendiri, aku tak mau pintar karena sendiri tapi capnya “pintar kaya itu ah kada pintar banar jua”. Aku mau pintar karena aku dapat mencerna pendidikan dari guruku, dosenku sendiri. Kalian rela dengan anak muridmu yang belajar mandiri tapi tak tahu kebenaran itu terletak dimana.

SEKEPING CINTA



Berbicara masalah cinta, wah...bagian dari konsumsi khalayak nih. Sebenarnya cinta itu menurutku sederhana, cukup senyum saja itu adalah cinta. Tak perlu berpandang-pandangan, dekat-dekatan, atau selebihnya. Tidak perlu itu, karena cinta adalah sederhana. Cukup melihatmu dari jauh, itu bukti cinta, melihatmu bahagia juga merupakan cinta, melihatmu melihatku sekilas juga merupakan cinta. Cinta itu memang indah ketika dirasakan dan semakin menjadi jika ia sudah menyatu dalam sanubari.
Jangan takut dengan cinta, karena ia bukan virus yang berbahaya. Hanya saja kebanyakan orang mengira dan menyalahkan cintalah penyebab dunia ini hancur. Bukan itu, taukah kawan?cinta itu seperti bagian kecil dari pancaran syurgaNYA yang terselip di hati untuk insan-insan di bumi. Dengarlah syair Syayidah Rabiah Al-Adawiyah : “ Engkau tak akan pernah tahu apabila engkau akan jatuh cinta, namun apabila sampai saatnya, maka raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan ia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya “. Sungguh mengagumkan bukan?raihlah cinta itu, peluk erat dalam hati dan jadikan penawar segala racun dunia  dan menambah rasa tunduk kita padaNYA, MAHA PEMILIK CINTA.
Jika ada cinta di hati, jangan kwatir Islam punya solusi banyak tentang itu. Tergantung kita pilih mana. Ada yang tak bisa menahan rasa cinta yang luar biasa berkecamuk di jiwa maka segeralah jemput dia yang engkau cintai dengan menikah, membangun cinta dengan ridhaNYA. Adapun yang masih tak bisa karena sesuatu yang lain maka berpuasa, banyak sekali solusinya.
Ketika hati ini rindu yang luar biasa, maka disitu kita diajarkan berpikir, apa yang harus kita lakukan?melakukan yang Allah tidak suka atau mencoba menawarnya dengan mengaji, mencoba mendekatkan diri pada Allah. Tak pantas rasanya hati ini melebihkan rasa cinta pada sesama sementara rasa cinta di hati kita juga titipan dariNYA. Lantas untuk apa sebenarnya sekeping cinta ini?untuk berbagi kasih sayang pada orang-orang sekitar, wujudnya dengan akhalkul karimah(prilaku terpuji). Saya bukan orang yang fanatik karena anda-anda membaca tulisan saya seperti ini, bukan. Saya adalah orang yang kecil yang berusaha membesarkan tulisan ini untukNYA. Karena DIA yang MAHA BESAR. Bilang cintakah saya DENGANNYA?saya tidak tau, karena bila saya jawab takut jadi munafik, biarkah hati ini yang bicara untukNYA.
Do’aku “ya RABB, ada cinta di hatiku ini untuknya...dan aku tak mampu menyandangnya jika tanpaMU yang selalu menolongku mengecilkannya, ada rindu di hati ini tapi ENGKAU yang mengamatiku selalu dan membawaku untuk tak membesar-besarkannya, ya Allah tak pantas kiranya aku merasakan hal ini karena kecilnya cinta ini membuat nafsuku menggelora. Menggoda keinginan untuk mewujudkannya dengan inisial cinta, padahal bukan. Aku hanya bergantung padaMU jika ada cinta di hati ini tolong jagakan dan biarkan ia tertanam sampai halal menjemput dan ridhaMU ku dapat. Karena tanpaMU aku bukan siapa-siapa, aku hanya bagian atom, bagian keabstrakan diantara kebesaranMU. Jahat sekali jika ku berpaling sementara ENGKAU selalu memanggi-manggilku untuk selalu mendekatiMU. Aku hanbanMU yang bergantung, terbatas, dan ENGKAU MAHA SEMPURNA, ALLAH”. Wallahu alam bissawab.
Cinta...
Engkaukah itu disana
Mencoba raih tanganku dengan biusan angin
Mencoba meyentuh hati dengan panah berapi
Cinta...
Damailah hati mendapatkanmu disini
Namun bimbang mengamati
Seakan sukma merasuki jiwa yang terpental dicawan benci
Cinta....
Hukumankah engkau?ketika jiwa mati terbius jarummu
Sampai jiwa tertelan matahari dunia
Aku terjatuh
Dalam, sungguh dalam
DISANA kutemukan cinta yang sebenarnya


 (030113)


KENANGAN DAN HARAPAN



Teringat ku kisah lampau di semester 1 dulu, lucu kalau sekarang ingatnya. Aku ini agak panikan orangnya. Pernah menjalin hubungan tanpa syarat di udara, entah hubungan apa itu. Tidak jelas, ya cukup akrablah dengan orang itu. Dan tak ku sangka butalah cinta itu, namun mungkin iman di sini membuat semuanya terasa janggal, dan akhirnya aku mematikan semuanya. Saking paniknya sempat saja ke murabbiku saat itu aku masih ikut suatu organisasi yang anggotanya pasti di dampingi oleh murabbi. Tak tau malam, tak tau hujan deras turun, kulangkahkanlah kaki ini ke rumah murabbi ku. Nama beliau ka Nur, maaf kusingkat disini. Takutnya kalau ketahuan orangnya. Beliau itu baik sekali, dan tak ku sangka beliaulah yang pernah satu liqo dulu waktu masih sekolah MAN, akhirnya beliau berada beberapa tingkat di atas ku, luar biasa kan?
Disana aku disambut dengan hangat oleh beliau, dan sampai larut malam ku bercerita panjang lebar tentang kisahku itu, memang berat rasanya mematikan semuanya, dan terasa lebih berat lagi ketika kesalahan ini jadi hantu dihidupku. Hufff, terasa kacau balau semuanya. Dan satu ku ingat saran beliau “ tegaslah!!”. Masih terngiang kata itu sampai sekarang, namun semua itu tak ada artinya tanpa kemauan diri sendiri. Semuanya masih kacau dan berakhir di tahun ini, dan akan ku kubur semua kenangan yang membuat hidup terasa aneh ini. Dan membuatku semakin bingung dengan cinta sebenarnya itu. Tapi ku sadar Allah ma’ana. tanpaNYA aku tak kuasa, tak punya daya untuk menghadapi semuanya.
Dan ku mencoba memperbaiki diri, semoga istiqomah. Semua yang dilakukan adalah cerminan pribadi dan cerminan masa depan. Mau yang terbaik?tentulah harus lebih baik dulu, meski selalu merasa kurang karena memang aku punya batas.
Ada cerita manis bermula belum tentu merupakan apa yang disukaiNYA, cerita pahit bukan pula apa yang tidak disukaiNYA.
Semua sudah berakhir, dan masa depan terus berlanjut sebelum takdir mematikannya. Selamat jalan cerita lama dan kan kukenang jadi bahan pelajaran untuk nanti. Semoga kita semua dipertemukan di tempat bahagia atas kehendakNYA. Dan ku ucapkan selamat untuk yang berani berjuang dengan cinta dan pengorbanan. Semua terus bergulir, dan aku disini masih berada di episode menunggu. Menunggu imam yang baik dan rela membawaku dengan penuh cinta dihadapanNYA. Amin.....:)

BARUKAH HATIMU?



Melihat judul aku mulai bingung menjawab, barukah hatiku ini ketika bulan berganti dan tahunpun berganti. Ku rasa belum baru, kenapa?karena aku masih merasa terkungkung, iya imajinasi ini merayap kemana-mana tapi otakku terhenti seketika ketika tuntutan belum selesai. Pengeluh kelas kakap rupanya aku.
Ku kira malamku terpejam dengan sempurna dan siang menghadang cerita cinta menggebu, oh ternyata segala bentuk cinta yang ku harap menjelaskan dengan versi yang berbeda. Sudahlah, menjadi pengeluh bukan solusi yang tepat. Toh hari tak akan pernah kembali. Ia terus berputar layaknya roda yang siap menggilas segala bentuk apapun itu yang ku kerjakan. Hufff, nafas ini hanya satu-satunya. Ku tanya lagi dalam diri, apa yang kau bisa lakukan untuk mendapat balasan atas semua ini dariNYA nanti di akhirat?
Kadang aku bergeming, zalimkah aku ini terhadap diri sendiri?ketika memaksa mata untuk tidak tidur dulu?ataukan memaksa fisik ini untuk tidak istirahat dulu?memaksa diri untuk bertahan?aku tak tau jawabannya. Aku berpatok pada satu hal “KERJA ITU IBADAH”. Lantas bekerja untuk apa? Itu yang dilihat. Senang tidak DIA melihatmu bekerja?bagus tidak untuk kedepannya?terjamin tidak untuk hidupmu?hidup yang seharusnya disenangiNYA.
Semua catatan yang ku buat ini semua adalah note inspiring dari kecamuk dan segala yang terlihat. Hanya ini yang aku bisa. Menulis..menulis dan menulis hal yang mungkin sia-sia. Tapi semoga saja suatu saat ada yang senang membaca dan berkenan mengomentari tulisanku.
Tidak ingin jadi seorang pengeluh, tapi kenapa selalu ada celah untuk mengeluh. Seperti menumpahkan kegalauan hati. Ingin tidak galau tapi tidak bisa, selalu ada waktu untuk menggalau itu?semua ini seperti candu menurutku, memulai tegas sesuatu yang begitu sulit dilakukan.
Siapa tempat kau mengadu?Allah, sungguh baik sekali Engkau padaku. Mengapa kadang hati ada saja menyimpang, kelakuan ada saja salah?tapi Engkau tetap setia padaku, mengampuni yang mau minta ampun padaMU.
Sampailah pada satu kesimpulan, “apalah artinya hidup jika hanya untuk mengeluh, dunia senang bekerja sama dengan pengeluh dan pemanja karena ia punya teman di akherat nanti, sekutu jadi saksi. Apa yang kau mau?kau sendiri yang melakukannya”.

7 januari 2013