Aku suka tapi merasa terkungkung dengan
peraturan yang ada, aku cinta tapi aku terjerat dengan sistem yang ada. Apa
yang seharusnya aku lakukan?aku ingin mendalaminya tapi kenapa secepat ini
selesai?diulangi ya seperti itu juga hasilnya. Tidak ada yang dalam, jelaskan
sedetail mungkin tak mungkin. Kalian itu mandiri, tapi aku merasa tidak
karena ilmu yang ku dapat ini baru ada dan mendalam pas waktu kuliah ini saja.
Aku bukan orang yang cepat mengerti jika belajar sendiri, aku tak mau pintar
karena sendiri tapi capnya “pintar kaya itu ah kada pintar banar jua”. Aku mau
pintar karena aku dapat mencerna pendidikan dari guruku, dosenku sendiri.
Kalian rela dengan anak muridmu yang belajar mandiri tapi tak tahu kebenaran
itu terletak dimana.
Peci'q
snow
Senin, 07 Januari 2013
SEKEPING CINTA
Berbicara
masalah cinta, wah...bagian dari konsumsi khalayak nih. Sebenarnya cinta itu
menurutku sederhana, cukup senyum saja itu adalah cinta. Tak perlu
berpandang-pandangan, dekat-dekatan, atau selebihnya. Tidak perlu itu, karena
cinta adalah sederhana. Cukup melihatmu dari jauh, itu bukti cinta, melihatmu
bahagia juga merupakan cinta, melihatmu melihatku sekilas juga merupakan cinta.
Cinta itu memang indah ketika dirasakan dan semakin menjadi jika ia sudah
menyatu dalam sanubari.
Jangan
takut dengan cinta, karena ia bukan virus yang berbahaya. Hanya saja kebanyakan
orang mengira dan menyalahkan cintalah penyebab dunia ini hancur. Bukan itu,
taukah kawan?cinta itu seperti bagian kecil dari pancaran syurgaNYA yang
terselip di hati untuk insan-insan di bumi. Dengarlah syair Syayidah Rabiah
Al-Adawiyah : “ Engkau tak akan pernah tahu apabila engkau akan jatuh cinta,
namun apabila sampai saatnya, maka raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan
biarkan ia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya “. Sungguh
mengagumkan bukan?raihlah cinta itu, peluk erat dalam hati dan jadikan penawar
segala racun dunia dan menambah rasa
tunduk kita padaNYA, MAHA PEMILIK CINTA.
Jika
ada cinta di hati, jangan kwatir Islam punya solusi banyak tentang itu. Tergantung
kita pilih mana. Ada yang tak bisa menahan rasa cinta yang luar biasa
berkecamuk di jiwa maka segeralah jemput dia yang engkau cintai dengan menikah,
membangun cinta dengan ridhaNYA. Adapun yang masih tak bisa karena sesuatu yang
lain maka berpuasa, banyak sekali solusinya.
Ketika
hati ini rindu yang luar biasa, maka disitu kita diajarkan berpikir, apa yang
harus kita lakukan?melakukan yang Allah tidak suka atau mencoba menawarnya
dengan mengaji, mencoba mendekatkan diri pada Allah. Tak pantas rasanya hati
ini melebihkan rasa cinta pada sesama sementara rasa cinta di hati kita juga
titipan dariNYA. Lantas untuk apa sebenarnya sekeping cinta ini?untuk berbagi
kasih sayang pada orang-orang sekitar, wujudnya dengan akhalkul karimah(prilaku
terpuji). Saya bukan orang yang fanatik karena anda-anda membaca tulisan saya
seperti ini, bukan. Saya adalah orang yang kecil yang berusaha membesarkan
tulisan ini untukNYA. Karena DIA yang MAHA BESAR. Bilang cintakah saya
DENGANNYA?saya tidak tau, karena bila saya jawab takut jadi munafik, biarkah
hati ini yang bicara untukNYA.
Do’aku
“ya RABB, ada cinta di hatiku ini untuknya...dan aku tak mampu menyandangnya
jika tanpaMU yang selalu menolongku mengecilkannya, ada rindu di hati ini tapi
ENGKAU yang mengamatiku selalu dan membawaku untuk tak membesar-besarkannya, ya
Allah tak pantas kiranya aku merasakan hal ini karena kecilnya cinta ini
membuat nafsuku menggelora. Menggoda keinginan untuk mewujudkannya dengan
inisial cinta, padahal bukan. Aku hanya bergantung padaMU jika ada cinta di
hati ini tolong jagakan dan biarkan ia tertanam sampai halal menjemput dan
ridhaMU ku dapat. Karena tanpaMU aku bukan siapa-siapa, aku hanya bagian atom,
bagian keabstrakan diantara kebesaranMU. Jahat sekali jika ku berpaling
sementara ENGKAU selalu memanggi-manggilku untuk selalu mendekatiMU. Aku
hanbanMU yang bergantung, terbatas, dan ENGKAU MAHA SEMPURNA, ALLAH”. Wallahu
alam bissawab.
Cinta...
Engkaukah
itu disana
Mencoba
raih tanganku dengan biusan angin
Mencoba
meyentuh hati dengan panah berapi
Cinta...
Damailah
hati mendapatkanmu disini
Namun
bimbang mengamati
Seakan
sukma merasuki jiwa yang terpental dicawan benci
Cinta....
Hukumankah
engkau?ketika jiwa mati terbius jarummu
Sampai
jiwa tertelan matahari dunia
Aku
terjatuh
Dalam,
sungguh dalam
DISANA
kutemukan cinta yang sebenarnya
(030113)
KENANGAN DAN HARAPAN
Teringat ku kisah
lampau di semester 1 dulu, lucu kalau sekarang ingatnya. Aku ini agak panikan
orangnya. Pernah menjalin hubungan tanpa syarat di udara, entah hubungan apa
itu. Tidak jelas, ya cukup akrablah dengan orang itu. Dan tak ku sangka
butalah cinta itu, namun mungkin iman di sini membuat semuanya terasa janggal,
dan akhirnya aku mematikan semuanya. Saking paniknya sempat saja ke murabbiku
saat itu aku masih ikut suatu organisasi yang anggotanya pasti di dampingi oleh
murabbi. Tak tau malam, tak tau hujan deras turun, kulangkahkanlah kaki ini ke
rumah murabbi ku. Nama beliau ka Nur, maaf kusingkat disini. Takutnya kalau
ketahuan orangnya. Beliau itu baik sekali, dan tak ku sangka beliaulah yang
pernah satu liqo dulu waktu masih sekolah MAN, akhirnya beliau berada beberapa
tingkat di atas ku, luar biasa kan?
Disana aku disambut
dengan hangat oleh beliau, dan sampai larut malam ku bercerita panjang lebar
tentang kisahku itu, memang berat rasanya mematikan semuanya, dan terasa lebih
berat lagi ketika kesalahan ini jadi hantu dihidupku. Hufff, terasa kacau balau
semuanya. Dan satu ku ingat saran beliau “ tegaslah!!”. Masih terngiang kata
itu sampai sekarang, namun semua itu tak ada artinya tanpa kemauan diri
sendiri. Semuanya masih kacau dan berakhir di tahun ini, dan akan ku kubur
semua kenangan yang membuat hidup terasa aneh ini. Dan membuatku semakin
bingung dengan cinta sebenarnya itu. Tapi ku sadar Allah ma’ana. tanpaNYA aku
tak kuasa, tak punya daya untuk menghadapi semuanya.
Dan ku mencoba
memperbaiki diri, semoga istiqomah. Semua yang dilakukan adalah cerminan
pribadi dan cerminan masa depan. Mau yang terbaik?tentulah harus lebih baik
dulu, meski selalu merasa kurang karena memang aku punya batas.
Ada cerita manis
bermula belum tentu merupakan apa yang disukaiNYA, cerita pahit bukan pula apa
yang tidak disukaiNYA.
Semua sudah
berakhir, dan masa depan terus berlanjut sebelum takdir mematikannya. Selamat
jalan cerita lama dan kan kukenang jadi bahan pelajaran untuk nanti. Semoga kita
semua dipertemukan di tempat bahagia atas kehendakNYA. Dan ku ucapkan selamat
untuk yang berani berjuang dengan cinta dan pengorbanan. Semua terus bergulir,
dan aku disini masih berada di episode menunggu. Menunggu imam yang baik dan
rela membawaku dengan penuh cinta dihadapanNYA. Amin.....:)
BARUKAH HATIMU?
Melihat judul aku mulai bingung menjawab, barukah hatiku
ini ketika bulan berganti dan tahunpun berganti. Ku rasa belum baru,
kenapa?karena aku masih merasa terkungkung, iya imajinasi ini merayap
kemana-mana tapi otakku terhenti seketika ketika tuntutan belum selesai.
Pengeluh kelas kakap rupanya aku.
Ku kira malamku terpejam dengan sempurna dan siang
menghadang cerita cinta menggebu, oh ternyata segala bentuk cinta yang ku harap
menjelaskan dengan versi yang berbeda. Sudahlah, menjadi pengeluh bukan solusi
yang tepat. Toh hari tak akan pernah kembali. Ia terus berputar layaknya roda
yang siap menggilas segala bentuk apapun itu yang ku kerjakan. Hufff, nafas ini
hanya satu-satunya. Ku tanya lagi dalam diri, apa yang kau bisa lakukan untuk
mendapat balasan atas semua ini dariNYA nanti di akhirat?
Kadang aku bergeming, zalimkah aku ini terhadap diri
sendiri?ketika memaksa mata untuk tidak tidur dulu?ataukan memaksa fisik ini
untuk tidak istirahat dulu?memaksa diri untuk bertahan?aku tak tau jawabannya.
Aku berpatok pada satu hal “KERJA ITU IBADAH”. Lantas bekerja untuk apa? Itu
yang dilihat. Senang tidak DIA melihatmu bekerja?bagus tidak untuk
kedepannya?terjamin tidak untuk hidupmu?hidup yang seharusnya disenangiNYA.
Semua catatan yang ku buat ini semua adalah note
inspiring dari kecamuk dan segala yang terlihat. Hanya ini yang aku bisa.
Menulis..menulis dan menulis hal yang mungkin sia-sia. Tapi semoga saja suatu
saat ada yang senang membaca dan berkenan mengomentari tulisanku.
Tidak ingin jadi seorang pengeluh, tapi kenapa selalu ada
celah untuk mengeluh. Seperti menumpahkan kegalauan hati. Ingin tidak galau
tapi tidak bisa, selalu ada waktu untuk menggalau itu?semua ini seperti candu
menurutku, memulai tegas sesuatu yang begitu sulit dilakukan.
Siapa tempat kau mengadu?Allah, sungguh baik sekali
Engkau padaku. Mengapa kadang hati ada saja menyimpang, kelakuan ada saja
salah?tapi Engkau tetap setia padaku, mengampuni yang mau minta ampun padaMU.
Sampailah pada satu kesimpulan, “apalah artinya hidup
jika hanya untuk mengeluh, dunia senang bekerja sama dengan pengeluh dan
pemanja karena ia punya teman di akherat nanti, sekutu jadi saksi. Apa yang kau
mau?kau sendiri yang melakukannya”.
7 januari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)