Berbicara
masalah cinta, wah...bagian dari konsumsi khalayak nih. Sebenarnya cinta itu
menurutku sederhana, cukup senyum saja itu adalah cinta. Tak perlu
berpandang-pandangan, dekat-dekatan, atau selebihnya. Tidak perlu itu, karena
cinta adalah sederhana. Cukup melihatmu dari jauh, itu bukti cinta, melihatmu
bahagia juga merupakan cinta, melihatmu melihatku sekilas juga merupakan cinta.
Cinta itu memang indah ketika dirasakan dan semakin menjadi jika ia sudah
menyatu dalam sanubari.
Jangan
takut dengan cinta, karena ia bukan virus yang berbahaya. Hanya saja kebanyakan
orang mengira dan menyalahkan cintalah penyebab dunia ini hancur. Bukan itu,
taukah kawan?cinta itu seperti bagian kecil dari pancaran syurgaNYA yang
terselip di hati untuk insan-insan di bumi. Dengarlah syair Syayidah Rabiah
Al-Adawiyah : “ Engkau tak akan pernah tahu apabila engkau akan jatuh cinta,
namun apabila sampai saatnya, maka raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan
biarkan ia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya “. Sungguh
mengagumkan bukan?raihlah cinta itu, peluk erat dalam hati dan jadikan penawar
segala racun dunia dan menambah rasa
tunduk kita padaNYA, MAHA PEMILIK CINTA.
Jika
ada cinta di hati, jangan kwatir Islam punya solusi banyak tentang itu. Tergantung
kita pilih mana. Ada yang tak bisa menahan rasa cinta yang luar biasa
berkecamuk di jiwa maka segeralah jemput dia yang engkau cintai dengan menikah,
membangun cinta dengan ridhaNYA. Adapun yang masih tak bisa karena sesuatu yang
lain maka berpuasa, banyak sekali solusinya.
Ketika
hati ini rindu yang luar biasa, maka disitu kita diajarkan berpikir, apa yang
harus kita lakukan?melakukan yang Allah tidak suka atau mencoba menawarnya
dengan mengaji, mencoba mendekatkan diri pada Allah. Tak pantas rasanya hati
ini melebihkan rasa cinta pada sesama sementara rasa cinta di hati kita juga
titipan dariNYA. Lantas untuk apa sebenarnya sekeping cinta ini?untuk berbagi
kasih sayang pada orang-orang sekitar, wujudnya dengan akhalkul karimah(prilaku
terpuji). Saya bukan orang yang fanatik karena anda-anda membaca tulisan saya
seperti ini, bukan. Saya adalah orang yang kecil yang berusaha membesarkan
tulisan ini untukNYA. Karena DIA yang MAHA BESAR. Bilang cintakah saya
DENGANNYA?saya tidak tau, karena bila saya jawab takut jadi munafik, biarkah
hati ini yang bicara untukNYA.
Do’aku
“ya RABB, ada cinta di hatiku ini untuknya...dan aku tak mampu menyandangnya
jika tanpaMU yang selalu menolongku mengecilkannya, ada rindu di hati ini tapi
ENGKAU yang mengamatiku selalu dan membawaku untuk tak membesar-besarkannya, ya
Allah tak pantas kiranya aku merasakan hal ini karena kecilnya cinta ini
membuat nafsuku menggelora. Menggoda keinginan untuk mewujudkannya dengan
inisial cinta, padahal bukan. Aku hanya bergantung padaMU jika ada cinta di
hati ini tolong jagakan dan biarkan ia tertanam sampai halal menjemput dan
ridhaMU ku dapat. Karena tanpaMU aku bukan siapa-siapa, aku hanya bagian atom,
bagian keabstrakan diantara kebesaranMU. Jahat sekali jika ku berpaling
sementara ENGKAU selalu memanggi-manggilku untuk selalu mendekatiMU. Aku
hanbanMU yang bergantung, terbatas, dan ENGKAU MAHA SEMPURNA, ALLAH”. Wallahu
alam bissawab.
Cinta...
Engkaukah
itu disana
Mencoba
raih tanganku dengan biusan angin
Mencoba
meyentuh hati dengan panah berapi
Cinta...
Damailah
hati mendapatkanmu disini
Namun
bimbang mengamati
Seakan
sukma merasuki jiwa yang terpental dicawan benci
Cinta....
Hukumankah
engkau?ketika jiwa mati terbius jarummu
Sampai
jiwa tertelan matahari dunia
Aku
terjatuh
Dalam,
sungguh dalam
DISANA
kutemukan cinta yang sebenarnya
(030113)